Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri di Depok menyuguhkan kombinasi megah arsitektur, sejarah yang kaya, dan makna spiritual yang mendalam bagi para pengunjung.
Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri yang terletak di Depok, Jawa Barat, tidak hanya dikenal sebagai salah satu tempat ibadah megah di Indonesia, tetapi juga telah menjadi simbol keindahan arsitektur yang memikat banyak orang.
Kubah masjid yang dilapisi emas menjadi daya tarik utama, menjadikannya terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional.
Rekomendasi
Namun, selain keindahan visualnya, Wisata Depok Terdekat ini menyimpan kisah yang mendalam tentang sejarah, nilai spiritual, dan sosok pendiri yang menginspirasi.
Artikel ini akan membahas perjalanan sejarah, desain arsitektur yang menakjubkan, dan filosofi yang terkandung dalam Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri.
Sejarah Masjid Kubah Emas Depok
Masjid Kubah Emas dibangun pada tahun 2001 oleh pengusaha asal Banten, Dian Djuriah Maimun al-Rasyid.
Tanah yang menjadi lokasi masjid ini pertama kali dibeli oleh suaminya, Maimun Al Rasyid, pada tahun 1996, yang terletak di kawasan Kecamatan Limo, Depok.
Pembangunan masjid ini memakan waktu sekitar enam tahun dan akhirnya diresmikan pada 31 Desember 2006, bersamaan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha.
Momen tersebut menjadi sangat istimewa karena masjid ini menjadi tempat pertama kali digunakan untuk melaksanakan salat Idul Adha pada tahun 1927 Hijriyah.
Masjid Kubah Emas dibangun di atas tanah seluas 60 x 120 meter, sekitar 8.000 meter persegi, dengan kawasan yang lebih luas hingga mencapai 50 hektar.
Kapasitasnya yang mampu menampung sekitar 20.000 jamaah menjadikannya salah satu masjid terbesar dan paling megah di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Sosok Pendiri Masjid Kubah Emas
Dian Djuriah Maimun al-Rasyid, pendiri masjid ini, merupakan seorang pengusaha sukses di bidang properti asal Banten.
Lahir pada tahun 1953, Dian telah merintis usahanya sejak tahun 1980 dan banyak beroperasi di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi.
Meskipun sukses di dunia bisnis, Dian dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan dan memiliki kepedulian tinggi terhadap pembangunan rumah ibadah.
Dian memiliki komitmen besar dalam membangun masjid. Hingga saat ini, ia telah berhasil mendirikan sekitar 1.000 masjid di berbagai wilayah Indonesia.
Pembangunan Masjid Kubah Emas merupakan salah satu karya terbesar Dian, yang dimulai dengan niat untuk menyediakan tempat ibadah yang indah dan nyaman bagi umat Islam.
Menurut Dian, masjid adalah rumah Tuhan yang harus dihormati dengan sebaik-baiknya, dan keindahan arsitektur masjid ini bertujuan untuk meningkatkan khusyuknya jamaah dalam beribadah.
Arsitektur Mewah Masjid Kubah Emas
Salah satu hal yang paling mencuri perhatian di Masjid Kubah Emas adalah desain arsitekturnya yang sangat mewah dan megah.
Kubah masjid, yang menjadi ciri khas utama, dilapisi dengan emas 24 karat, memberikan kesan kemewahan yang luar biasa.
Namun, bukan hanya kubah yang mengandung elemen emas, ornamen-ornamen lain juga dihiasi dengan lapisan emas, seperti relief di mimbar imam yang terbuat dari emas 18 karat, serta kaligrafi yang menghiasi langit-langit dan pagar di lantai dua.
Lampu gantung di ruang utama masjid juga sangat mengesankan, terbuat dari kuningan berlapis emas dan didatangkan langsung dari Italia.
Pilar-pilar masjid, yang berjumlah 168 buah, dilapisi dengan serbuk emas, menambah kesan elegan dan berkelas.
Tidak hanya itu, batu granit dari Italia digunakan untuk membalut enam menara yang mengelilingi masjid, masing-masing melambangkan rukun iman dalam agama Islam.
Pada puncak setiap menara, terdapat kubah berlapis mozaik emas, menambah keindahan keseluruhan bangunan.
Filosofi di Balik Masjid Kubah Emas
Masjid Kubah Emas tidak hanya memukau dari segi arsitekturnya, tetapi juga mengandung filosofi yang mendalam.
Dian Djuriah Maimun al-Rasyid membangun masjid ini dengan tujuan menciptakan tempat ibadah yang tidak hanya nyaman, tetapi juga mampu membuat jamaah lebih khusyuk dalam beribadah.
Bagi Dian, masjid adalah simbol rumah Tuhan yang harus diperlakukan dengan penuh kehormatan. Arsitektur megah dan penggunaan emas yang melimpah di masjid ini memiliki makna simbolis yang mendalam.
Emas dalam tradisi Islam sering dikaitkan dengan kemuliaan dan kesucian, dan Dian ingin menunjukkan bahwa masjid sebagai tempat suci harus dihormati dengan bahan terbaik dan terindah.
Melalui desain yang indah ini, Dian berharap jamaah dapat merasakan kedamaian batin dan kebesaran Tuhan, sambil merenung dan memperdalam keimanan mereka.
Lokasi Masjid Kubah Emas
Masjid Kubah Emas terletak di Jalan Raya Maruyung, Limo, Depok, dan mudah dijangkau oleh pengunjung. Lokasi ini sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat, menjadikannya salah satu tujuan wisata religi yang populer.
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi daya tarik wisata dengan arsitektur yang mengagumkan.
Masjid Kubah Emas terbuka untuk umum tanpa memungut biaya masuk, yang membuatnya menjadi destinasi wisata yang ramah untuk semua kalangan. Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur masjid sambil melakukan ibadah.
Area kompleks masjid yang luas juga sering digunakan untuk berbagai kegiatan sosial dan kebudayaan, menjadikannya tempat yang multifungsi bagi masyarakat.
Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri Depok bukan hanya sebuah bangunan masjid biasa, tetapi sebuah karya seni yang penuh dengan makna spiritual dan simbolisme.
Pembangunan masjid ini adalah hasil dari komitmen dan kepedulian Dian Djuriah Maimun al-Rasyid untuk menyediakan tempat ibadah yang nyaman, indah, dan penuh makna.
Dengan desain arsitektur yang mewah dan filosofi yang mendalam, Masjid Kubah Emas mengajarkan kita untuk menghargai rumah Tuhan dan meningkatkan kualitas ibadah kita.
Bagi siapa saja yang ingin merasakan suasana tenang dan mendalam dalam beribadah, serta mengagumi keindahan arsitektur, Wisata Bekasi Hits adalah tempat yang tak boleh dilewatkan.
Masjid Kubah Emas bukan hanya simbol kebesaran agama, tetapi juga simbol dari semangat kedermawanan, kepedulian terhadap sesama, dan keharmonisan antara seni dan spiritualitas.